Ilustrasi

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengakui bahwa megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS) sulit diwujudkan dalam waktu dekat. Menurutnya, hingga saat ini megaproyek JSS baru seputar mekanisme pembangunan dan institusinya.

'Itukan proyek 20 tahun, inikan baru beberapa bulan belum ada apa-apa, disain juga belum, masih membicarakan masalah institusinya, mekanisme seperti apa,' ujarnya di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (22/7/2010).

Pasalnya, hingga saat ini pemerintah masih terkendala masalah pembebasan lahan di daerah sekitar pembangunan JSS tersebut. 'Kuncinya memang dipembebasan tanah, sekarang sudah dibuat oleh kepala BPN untuk segera diselesaikan masalah pembebasan tanah,' tandasnya.

Jembatan Selat Sunda adalah salah satu proyek besar pembuatan jembatan yang melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Proyek ini dicetuskan pada tahun 1960 dan sekarang akan merupakan bagian dari proyek Asian Highway Network (Trans Asia Highway dan Trans Asia Railway).

Dana proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) direncanakan berasal dari pembiayaan Konsorsium diperkirakan menelan biaya sekira USD10 miliar atau Rp100 triliun yang akan dipimpin oleh perusahaan PT Bangungraha Sejahtera Mulia {BSM).

Menurut rencana panjang JSS ini mencapai panjang keseluruhan 31 kilometer dengan lebar 60 meter, masing-masing sisi mempunyai tiga lajur untuk kendaraan roda empat dan lajur ganda untuk kereta api akan mempunyai ketinggian maksimum 70 meter dari permukaan air. JSS telah dilakukan Soft Launching 2007 Jembatan Selat Sunda dan akan dimulai pembangunannya pada 2010 dan diperkirakan dapat mulai dioperasikan pada 2025

http://dunia-statistik.blogspot.com/2010/07/proyek-jembatan-selat-sunda-sulit.html